PERAWATAN RAMBUT

Merawat Rambut merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan untuk mencuci dan menyisir rambut.Tujuan :

  1. Menghilangkan mikroorganisme kulit kepala
  2. Menambah rasa nyaman
  3. Membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit
  4. Memperlancar sistem peredaran darah di bawah kulit

Alat dan Bahan

  1. Handuk secukupnya
  2. Perlak atau pengalas
  3. Baskom berisi air hangat
  4. Shampoo atau sabun khusus dalam tempatnya
  5. Kasa dan kapas
  6. Sisir
  7. Bengkok
  8. Gayung
  9. Ember kosong

Prosedur Kerja

  1. Jelaskan prosedur pada klien
  2. Cuci tangan
  3. Tutup jendela atau pasang sampiran
  4. Atur posisi pasien (Manusia coba) setengah duduk atau tidur
  5. Setelah posisi tidur, lalu letakkan perlak atau pengalas di arahkan kebawah dengan di gulung bagian tepi menuju tempat penampungan (baskom) seperti pada gambar
  6. Letakkan baskom di bawah tempat tidur tepat dibawah kepala pasien
  7. Tutup telinga dengan kapas
  8. Tutup dada dengan handuk sampai leher
  9. Kemudian sisir rambut dan lakukan pencucian dengan air hangat selanjutnya shampoo dan bilas dengan air hangat sambil dipijat
  10. Setelah selesai, keringkan rambut dengan handuk lalu sisir dengan rapi
  11. Cuci tangan setelah prosedur dlakukan

Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Kebersihan Diri dan Lingkungan

Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Kebersihan Diri dan Lingkungan

Pemenuhan kebersihan diri dan lingkungan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia. Ini berarti bahwa setiap manusia membutuhkan kenyamanan pada diri dan lingkungan. Dalam memberikan suasana atau memenuhi kebutuhan tersebut bukan berarti perawat harus membersihkan lingkungan, tetapi bagaimana perawat tersebut menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien.

Kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan sangat penting karena akan berdampak pada proses penyembuhan. Hal ini dapat dilihat pada klien yang mempunyai lingkungan yang nyaman, tenang, dan klien tersebut merasakan kedamaian sehingga stress yang terdapat pada dirinya akan hilang. Maka, proses pemulihan tubuh akan lebih cepat dibandingkan dengan kondisi lingkungan yang tidak nyaman.

Terpenuhinya kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan dapat membangkitkan motivasi klien untuk bekerja sama dalam program perawatan. Pelaksanaan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan pada klien dilakukan pada pasien yang tidak mampu secara sendiri dalam memenuhi kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan.

Prosedur pemenuhan kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan dalam pelayanan keperawatan dapat meliputi menyiapkan tempat tidur tertutup dan terbuka, merawat kulit pada daerah yang tertekan, merawat rambut, merawat gigi dan mulut, merawat kuku, higiene vulva dan memandikan pasien.

Homeostasis dan Hemodinamik

Homeostasis
Homeostasis merupakan suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam mempertahankan kondisi yang dialaminya. Proses homeostasis ini dapat terjadi apabila tubuh mengalami stres yang ada sehingga tubuh secara alamiah akan melakukan mekanisme pertahanan diri untuk menjaga kondisi yang seimbang, atau juga dapat dikatakan bahwa homeostasis adalah suatu proses perubahan yang terus-menerus untuk memelihara stabilitas dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.

Homeostasis yang terdapat dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh suatu sistem endokrin dan syaraf otonom. Secara alamiah proses homeostasis dapat terjadi dalam tubuh manusia.

Dalam mempelajari cara tubuh melakukan proses homeostasis ini dapat melalui empat cara yaitu :

Self regulation.
Sistem ini dapat terjadi secara otomatis pada orang yang sehat seperti dalam pengaturan proses sistem fisiologis tubuh manusia.

kompensasi
Tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan dalam tubuh. Sebagai contoh, apabila secara tiba-tiba lingkungan menjadi dingin, maka pembuluh darah perifer akan mengalami konstriksi dan merangsang pembuluh darah bagian dalam untuk meningkatkan kegiatan (misalnya menggigil) yang dapat menghasilkan panas sehingga suhu tetap stabil, pelebaran pupil untuk meningkatkan persepsi visual pada saat terjadi ancaman terhadap tubuh, peningkatan keringat untuk mengontrol kenaikan suhu badan.

umpan balik negatif
Proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan normal. Dalam keadaan abnormal tubuh secara otomatis akan melakukan mekanisme umpan balik untuk menyeimbangkan penyimpangan yang terjadi.
Umpan balik untuk mengoreksi ketidakseimbangan fisiologis. Sebagai contoh apabila seseorang mengalami hipoksia akan terjadi proses peningkatan denyut jantung untuk membawa darah dan oksigen yang cukup ke sel tubuh.

Homeostasis psikologis berfokus pada keseimbangan emosional dan kesejahteraan mental. Proses ini didapat dari pengalaman hidup dan interaksi dengan orang lain serta dipengaruhi oleh norma dan kultur masyarakat. Contoh homeostasis psikologis adalah mekanisme pertahanan diri seperti menangis, tertawa, berteriak, memukul.
Homeostasis dan Hemodinamik
Homeostasis dan Hemodinamik 2

Hemodinamik
Homeodinamik merupakan pertukaran energi secara terus-menerus antara manusia dan lingkungan sekitarnya. Pada proses ini manusia tidak hanya melakukan penyesuaian diri, tetapi terus berinteraksi dengan lingkungan agar mampu mempertahankan hidupnya.

Proses homeodinamik bermula dari teori tentang manusia sebagai unit yang merupakan satu kesatuan utuh, memiliki karakter yang berbeda-beda, proses hidup yang dinamis, selalu berinteraksi dengan lingkungan yang dapat dipengaruhi dan mempengaruhinya, serta memiliki keunikan tersendiri dalam proses homeodinamik ini.

Adapun beberapa prinsip hemodinamik adalah sebagai berikut :
Prinsip integralitas.
Prinsip utama dalam hubungan antara manusia dengan lingkungan yang tidak dapat dipisahkan. Perubahan proses kehidupan ini terjadi secara terus-menerus karena adanya interaksi manusia dengan lingkungan yang saling mempengaruhi.
Prinsip resonansi.
Prinsip bahwa proses kehidupan manusia selalu berirama dan frekuensinya bervariasi, mengingat manusia memiliki pengalaman beradaptasi dengan lingkungan.
Prinsip helicy.
Prinsip bahwa setiap perubahan dalam proses kehidupan manusia berlangsung perlahan-lahan dan terdapat hubungan antara manusia dan lingkungan.


Referensi :

Bobak, K. Jensen, 2005, Perawatan Maternitas. Jakarta. EGC
Elly, Nurrachmah, 2001, Nutrisi dalam keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta.
Depkes RI. 2000. Keperawatan Dasar Ruangan Jakarta.
Engenderhealt. 2000. Infection Prevention, New York.
JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru Lahir Jakarta. Pusdiknakes.
JNPK_KR.2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta. EGC.
Kozier, Barbara, 2000, Fundamental of Nursing : Concepts, Prosess and Practice : Sixth edition, Menlo Park, Calofornia.
Potter, 2000, Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester Monica, Penerbit buku kedokteran EGC.

KDM MENURUT MASLOW

ABRAHAM MASLOW (KEBUTUHAN DASAR MANUSIA)

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun psikologis.

Faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia
Penyakit.
Jika dalam keadaan sakit maka beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya.
Hubungan keluarga.
Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya.
Konsep diri.
Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan bagi seseorang. Konsep diri yang sehat memberikan perasaan yang positif terhadap diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat sehingga lebih mudah memenuhi kebutuhan dasarnya
Tahap perkembangan.
Setiap tahap perkembangan manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual.
Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow
Abraham Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tahun 1908 dan wafat pada tahun 1970 dalam usia 62 tahun. Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan).
Abraham Maslow

Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Hierarchy of needs (hirarki kebutuhan) dari Maslow menyatakan bahwa manusia memiliki 5 macam kebutuhan yaitu physiological needs (kebutuhan fisiologis), safety and security needs (kebutuhan akan rasa aman), love and belonging needs (kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki), esteem needs (kebutuhan akan harga diri), dan self-actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri).
Kebutuhan fisiologis (Physiological)
Jenis kebutuhan ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar semua manusia seperti, makan, minum, menghirup udara, dan sebagainya. Termasuk juga kebutuhan untuk istirahat, buang air besar atau kecil, menghindari rasa sakit, dan seks. Jika kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi, maka tubuh akan menjadi rentan terhadap penyakit, terasa lemah, tidak fit, sehingga proses untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya dapat terhambat. Hal ini juga berlaku pada setiap jenis kebutuhan lainnya, yaitu jika terdapat kebutuhan yang tidak terpenuhi, maka akan sulit untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (Safety and security needs)
Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah terpenuhi secara layak, kebutuhan akan rasa aman mulai muncul. Keadaan aman, stabilitas, proteksi dan keteraturan akan menjadi kebutuhan yang meningkat. Jika tidak terpenuhi, maka akan timbul rasa cemas dan takut sehingga dapat menghambat pemenuhan kebutuhan lainnya
Kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki (love and Belonging needs)
Ketika seseorang merasa bahwa kedua jenis kebutuhan di atas terpenuhi, maka akan mulai timbul kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki. Hal ini dapat terlihat dalam usaha seseorang untuk mencari dan mendapatkan teman, kekasih, anak, atau bahkan keinginan untuk menjadi bagian dari suatu komunitas tertentu seperti tim sepakbola, klub peminatan dan seterusnya. Jika tidak terpenuhi, maka perasaan kesepian akan timbul.
Kebutuhan akan harga diri (esteem needs)
Kemudian, setelah ketiga kebutuhan di atas terpenuhi, akan timbul kebutuhan akan harga diri. Menurut Maslow, terdapat dua jenis, yaitu lower one dan higher one. Lower one berkaitan dengan kebutuhan seperti status, atensi, dan reputasi. Sedangkan higher one berkaitan dengan kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, prestasi, kemandirian, dan kebebasan. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka dapat timbul perasaan rendah diri dan inferior.
Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization)
Kebutuhan terakhir menurut hirarki kebutuhan Maslow adalah kebutuhan akan aktualisasi diri. Jenis kebutuhan ini berkaitan erat dengan keinginan untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi diri. Menurut Abraham Maslow, kepribadian bisa mencapai peringkat teratas ketika kebutuhan-kebutuhan primer ini banyak mengalami interaksi satu dengan yang lain, dan dengan aktualisasi diri seseorang akan bisa memanfaatkan faktor potensialnya secara sempurna.


Referensi :

Bobak, K. Jensen, 2005, Perawatan Maternitas. Jakarta. EGC
Elly, Nurrachmah, 2001, Nutrisi dalam keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta.
Depkes RI. 2000. Keperawatan Dasar Ruangan Jakarta.
Engenderhealt. 2000. Infection Prevention, New York.
JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru Lahir Jakarta. Pusdiknakes.
JNPK_KR.2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta. EGC.
Kozier, Barbara, 2000, Fundamental of Nursing : Concepts, Prosess and Practice : Sixth edition, Menlo Park, Calofornia.
Potter, 2000, Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester Monica, Penerbit buku kedokteran EGC.
Samba, Suharyati, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta. EGC

Menyiapkan Tempat Tidur Terbuka Dan Tertutup

Menyiapkan tempat tidur merupakan prosedur pemenuhan kebutuhan diri dan lingkungan dengan memberikan tempat tidur yang sesuai dengan kebutuhan klien.

Dikatakan tempat tidur terbuka bila tempat tidur dalam keadaan terbuka atau tidak tertutup dengan sprei besar setelah terpasang sprei, perlak, selimut dan sarung bantal yang tidak ditutup secara keseluruhan oleh sprei besar (Dalam kondisi terbuka).

Tempat tidur tertutup adalah tempat tidur yang setelah dipasang seperangkat alat seperti sprei, perlak, slimut dan sarung abantal kemudian ditutup secara keseluruhan dengan sprei besar sehingga semuanya dalam kondisi tertutup.
Tujuan Tindakan
Pemenuhan kebutuhan ini untuk memberi kenyamanan pada pasien dalam memenuhi kebutuhan dirinya.
Alat dan Bahan

Tempat tidur, kasur dan bantal
Sprei Besar
Sprei Kecil
Sarung Bantal
Perlak
Selimut

Prosedur Kerja

Cuci tangan
Atur tempat tidur, kasur dan bantal
Pasang sprei besar dengan garis tengah lipatan tepat di tengah kasur / tempat tidur, bagian atas sprei dimasukkan dibawah kasur kemudian bagian atasnya
Atur sisi kedua samping seprei atau tempat tidur dengan sudut 900, lalu masukkan kebawah kasur (NB: Lihat Gambar)
Pasang perlak di tengah tempat tidur
Pasang sprei kecil di atas perlak
Lipatkan selimut menjadi 4 secara terbalik dan pasang bagian bawah, ujung selimut masukkan kedalam bawah kasur
Pasang sarung bantal
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

ORAL Hygene

Merawat Gigi dan Mulut

Posting ini kelanjutan dari posting sebelumnya Merawat Rambut

Merawat gigi dan mulut merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang di hospitalisasi. Tindakan ini dapat dilakukan oleh pasien yang sadar secara mandiri atau dengan bantuan perawat. Untuk pasien yang tidak mampu mempertahankan kebersihan mulut dan gigi secara mandiri harus dibantu sepenuhnya oleh perawat.

Tujuan

Mencegah infeksi gusi dan gigi
Mempertahankan kenyamanan rongga mulut


Alat dan Bahan

Handuk dan kain pengalas
Gelas kumur berisi
Air masak / NaCl
Obat kumur
Borax glicerin
Spatel lidah yang telah dibingkus dengan kain kassa
Kapas lidi
Bengkok
Kain kassa
Pinset atau arteri klem
Sikat gigi dan pasta gigi


Prosedur Kerja

Untuk Pasien tidak sadar

Jelaskan prosedur pada pasien walaupun pasien tidak sadar
Cuci tangan
Atur posisi dengan posisi tidur miring kanan / kiri
Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi air hangat / masak
Gunakan tong spatel (sudip lidah) untuk membuka mulut pada saat membersihkan gigi / mulut
Lakukan pembersihan dimulai dari dinding rongga mulut, gusi, gigi dan lidah
Keringkan dengan kasa steril yang kering
Setelah bersih, oleskan Borax Gliserin
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan


Untuk Pasien sadar tetapi tidak mampu melakukan sendiri

Jelaskan prosedur pada pasien
Cuci tangan
Atur posisi pasien duduk,/li>
Pasang handuk di bawah dagu
Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi air hangat / masak
Kemudian bersihkan pada daerah mulut mulai rongga mulut, gusi, gigi dan lidah. Lalu bilas dengan larutan NaCl
Setelah bersih, oleskan Borax Gliserin
Untuk perawatan gigi, lakukan penyikatan dengan gerakan naik-turun
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Merawat Kuku

Setelah sebelumnya posting KEBUTUHAN DASAR MANUSIA tentang Merawat Gigi dan Mulut, kali ini tentang ketrampilan perawat merawat kuku. Merawat Kuku merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu merawat kuku secara mandiri
Tujuan

Menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat kuku yang panjang
Alat dan Bahan

Alat pemotong kuku
Handuk
Baskom berisi air hangat
Bengkok
Sabun
Kapas
Sikat kuku

Prosedur Kerja

Jelaskan prosedur pada klien
Cuci tangan
Atur posisi pasien (Manusia coba) duduk atau tidur
Tentukan kuku yang akan di potong
Rendam kuku dalam air hangat +-2 menit dan sikat dengan air sabun bila kotor
Keringkan tangan dan kaki dengan handuk
Letakkan tangan di atas bengkok dan lakukan pemotongan kuku
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Hygiene Vulva

Setelah sebelumnya posting KEBUTUHAN DASAR MANUSIA tentang Merawat Kuku, kali ini tentang Hygiene vulva. Hygiene vulva merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu secara mandiri dalam membersihkan vulva

Tujuan Hygiene vulva
Mencegah terjadinya infeksi pada luka
Menjaga kebersihan vulva

Alat Hygiene vulva
  • Kapas sublimat atau desinfektan
  • Pinset
  • Bengkok
  • Pispot
  • Tempat cebok yang berisi larutan
  • Desinfektan sesuai dengan kebutuhan
  • Pengalas
  • Sarung tangan


Prosedur kerja Hygiene vulva
  • Jelaskan prosedur pada klien
  • Cuci tangan
  • Gunakan sarung tangan
  • Atur posisi pasien dengan dorsal recumbent
  • Pasang pengalas dan pispot di letakkan dibawah bokong pasien
  • Lakukan tindakan hygiene vulva dengan tangan kiri membuka vulva memakai kapas sublimat dan tangan kanan menyiram vulva dengan larutan desinfektan
  • Kemudian, ambil kapas sublimat dengan pinset, lalu bersihkan vulva dari atas kebawah dan kapas kotor di buang ke bengkok. Lakukan hingga bersih
  • Setelah selesai, ambil pispot dan atur posisi pasien
  • Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Memandikan Pasien

Setelah sebelumnya posting KEBUTUHAN DASAR MANUSIA tentang Hygiene vulva, kali ini tentang Memandikan Pasien.

Memandikan pasien merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara mandiri atau yang memerlukan bantuan
Tujuan Memandikan Pasien

Mempertahankan kebersihan kulit
Mencegah infeksi kulit
Memperlancar peredaran darah
Mempertahankan kenyamanan pasien

Alat dan bahan

Baskom mandi 2 buah yang berisikan air dingin dan air hangat
Pakaian pengganti
Kain penutup
Handuk dan waslap
Tempat untuk pakaian kotor
Skrin (sampiran)
Sabun

Prosedur kerja Memandikan Pasien

Jelaskan prosedur pada klien
Cuci tangan
Atur posisi pasien (manusia coba) menjadi posisi tidur terlentang / setengah duduk
Bentangkan handuk di bawah kepala dan bersihkan wajah, telinga dan leher dengan air hangat / sabun dengan waslap, lalu keringkan dengan handuk
Kain penutup (pakaian) diturunkan, bentangkan handuk di atas dada pasien dan kedua tangan diatas handuk tersebut. Basahi kedua tangan dengan air bersih dan bersihkan dengan menggunakan sabun dan bilas dengan air hangat lalu keringkan dengan handuk
Setelah kedua tangan di keataskan, handuk dipindahkan kesisi pasien dan basahi daerah dada dan perut dengan air bersih, bersihkan dengan sabun. Bilas dengan air hangat lalu keringkan dengan handuk
Kemudian pasien dimiringkan kekiri. Handuk dibentangkan dibawah punggung sampai glutea. Basahi daerah punggung sampai glutea dengan air bersih, bersihkan dengan sabun. Bilas dengan air hangat lalu keringkan dengan handuk. Lalu miringkan ke kanan dan ulangi prosedur.
Setelah itu, pasien kembali keposisi terlentang dan pakaian atas dipasangkan dengan rapi
Letakkan handuk di bawah lutut dan kemudian lutut di bersihkan dengan air bersih, sabun dan air hangat dengan kaki terjauh terlebih dahulu. Keringkan dengan handuk
Ambil handuk dan letakkan di bawah glutea (bokong). Pakaian bawah perut di buka lalu bersihkan dengan air bersih, sabun dan air hangat pada daerah lipatan paha dan genetalia, keringkan dengan handuk. Setelah selesai semua rapikan
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Oksigen

Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Oksigen

Pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan fisiologis menurut hierarki Maslow. Kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses kehidupan. Oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh.

Kebutuhan oksigen dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabla hal tersebut berlangsung lama, akan terjadi kematian.

Sistem yang berperan dalam proses pemenuhan kebutuhan oksigen adalah sistem pernafasan, sistem persarafan dan kardiovaskuler. Masalah kebutuhan oksigen merupakan masalah utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Hal ini terbukti pada seseorang yang kekurangan oksigen akan mengalami hipoksia dan akan terjadi kematian.

Proses pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui saluran pernafasan, membebaskan saluran pernafasan dari sumbatan yang menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ pernafasan agar berfungsi secara normal

Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dalam pelayanan keperawatan dapat dilakukan dengan pemberian oksigen dengan menggunakan kanula dan masker, fisioterapi dada dan cara penghisapan lendir (suction)
Pemberian Oksigen

Pemberian oksigen berupa pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada klien dapat melalui tiga cara, yaitu melalui kateter nasal, kanula nasal dan masker oksigen
Tujuan

Memenuhi kebutuhan oksigen
Mencegah terjadinya hipoksia

Alat dan Bahan

Tabung oksigen lengkap dengan flow meter dan humidifier
Kateter nasal
Vaselin / jelly

Prosedur Kerja
Kateter nasal

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Cuci tangan
Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1 - 6 liter/menit. Kemudian observasi humidifier dengan melihat air yang bergelembung
Atur posisi pasin dengan semi fowler
Ukur kateter nasal dimulai dari lubang telinga sampai ke hidung dan berikan tanda
Buka saluran udara dari tabung oksigen
Berikan minyak pelumas (Vaselin / jelly)
Masukkan ke dalam hidung sampai batas tadi yang ditentukan
Lakukan pengecekan kateter apakah sudah masuk atau belumengan menekan lidah pasien menggunakan spatel (akan terlihat posisinya di belakang uvula)
Fiksasi pada daerah hidung
Periksa kateter nasal setiap 6 - 8 jam
Kaji cuping, septum dan mukos hidung serta periksa kecepatan aliran oksigen setiap 6 - 8 jam
Catat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian dan respon pasien
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Pemberian Oksigen Masker dan Kanula nasal

Setelah posting sebelumnya Pemberian Oksigen dengan Kanula nasal dan dengan Masker, sekarang dilanjut Postural Drainase dan Fisioterapi Dada
Fisioterapi Dada

Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan drainase postural, clapping dan vibrating pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan, misalnya penyakit paru paru obstruksi kronis (Bronkhitis kronis), Asma dan Emfisema).

Tindakan drainase postural merupakan tindakan dengan menempatkan pasien dalam berbagai posisi untuk mengalirkan sekret di saluran pernafasan. Tindakan postural drainase diikuti dengan tindakan clapping (penepukan) dan vibrating (vibrasi/getaran).

Clapping dilakukan dengan menepuk dada posterior dan memberikan getaran (vibrasi) tangan pada daerah tersebut yang dilakukan pada saat pasien ekspirasi

Tindakan drainase postural tidak dapat dilakukan pada pasien dengan penyakit tekanan intrakranial, dispnea berat, dan lansia. Clapping tidak dapat dilakukan pada pasien emboli paru, hemoragie, eksaserbasi dan nyeri hebat (Seperti pasien kanker)
Tujuan

Meningkatkan efisiensi pola pernafasan
Membersihkan jalan nafas

Alat dan bahan

Pot sputum berisi desinfektan
Kertas tissue
Dua balok tempat tidur (Untuk drainase postural)
Satu bantal (Untuk drainase postural)
Stetoskop

Prosedur Kerja
Drainase Postural

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Cuci tangan
Atur posisi
Semi fowler bersandar kekanan, kekiri, lalu kedepan apabila daerah yang akan didrainase pada lobus atas bronkus apikal
Tegak dengan sudut 450 membungkuk ke depan pada bantal dengan sudut 450 ke kiri dsan ke kanan apabila daerah yang akan di drainase bronkus posterior
,li>Berbaring dengan bantal di bawah lutut apabila yang akan di drainase bronkus anterior
Posisi trandelenburg dengan sudut 300 atau dengan menaikkan kaki tempat tidur 35 - 40 cm, sedikit miring kekiri apabila yang akan di drainase pada lobus tengah (Bronkhus lateral dan medial)
Posisi trandelenburg dengan sudut 300 atau dengan menaikkan kaki tempat tidur 35 - 40 cm, sedikit miring ke kanan apabila daerah yang akan di drainase bronkhus superior dan inferior
Condong dengan bantal di bawah panggul apabila yang di drainase bronkus apikal
Posisi trandelenburg dengan sudut 450 atau dengan menaikkan kaki tempat tidur 45 - 50 cm ke samping kanan, apabila yang akan di drainase bronkhus medial
Posisi trandelenburg dengan sudut 450 atau dengan menaikkan kaki tempat tidur 45 - 50 cm ke samping kiri, apabila yang akan di drainase bronkhus lateral
Posisi trandelenburg condong dengan sudut 450 dengan bantal di bawah panggul, apabila yang akan di drainase bronkhus posterior
Lama pengaturan posisi pertama kali adalah 10 menit, kemudian periode selanjutnya kurang lebih 15 - 30 menit
Lakukan observasi tanda vital selama prosedur
Setelah pelaksanaan drainase postural lakukan clapping, vibrasi dan pengisapan (suction)
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Postural Drainase dan Fisioterapi Dada

Fisioterapi Dada

Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan drainase postural, clapping dan vibrating pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan, misalnya penyakit paru paru obstruksi kronis (Bronkhitis kronis), Asma dan Emfisema).

Tindakan drainase postural merupakan tindakan dengan menempatkan pasien dalam berbagai posisi untuk mengalirkan sekret di saluran pernafasan. Tindakan postural drainase diikuti dengan tindakan clapping (penepukan) dan vibrating (vibrasi/getaran).

Clapping dilakukan dengan menepuk dada posterior dan memberikan getaran (vibrasi) tangan pada daerah tersebut yang dilakukan pada saat pasien ekspirasi

Tindakan drainase postural tidak dapat dilakukan pada pasien dengan penyakit tekanan intrakranial, dispnea berat, dan lansia. Clapping tidak dapat dilakukan pada pasien emboli paru, hemoragie, eksaserbasi dan nyeri hebat (Seperti pasien kanker)
Tujuan

Meningkatkan efisiensi pola pernafasan
Membersihkan jalan nafas

Alat dan bahan

Pot sputum berisi desinfektan
Kertas tissue
Dua balok tempat tidur (Untuk drainase postural)
Satu bantal (Untuk drainase postural)
Stetoskop

Prosedur Kerja
Drainase Postural

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Cuci tangan
Atur posisi
Semi fowler bersandar kekanan, kekiri, lalu kedepan apabila daerah yang akan didrainase pada lobus atas bronkus apikal
Tegak dengan sudut 450 membungkuk ke depan pada bantal dengan sudut 450 ke kiri dsan ke kanan apabila daerah yang akan di drainase bronkus posterior
,li>Berbaring dengan bantal di bawah lutut apabila yang akan di drainase bronkus anterior
Posisi trandelenburg dengan sudut 300 atau dengan menaikkan kaki tempat tidur 35 - 40 cm, sedikit miring kekiri apabila yang akan di drainase pada lobus tengah (Bronkhus lateral dan medial)
Posisi trandelenburg dengan sudut 300 atau dengan menaikkan kaki tempat tidur 35 - 40 cm, sedikit miring ke kanan apabila daerah yang akan di drainase bronkhus superior dan inferior
Condong dengan bantal di bawah panggul apabila yang di drainase bronkus apikal
Posisi trandelenburg dengan sudut 450 atau dengan menaikkan kaki tempat tidur 45 - 50 cm ke samping kanan, apabila yang akan di drainase bronkhus medial
Posisi trandelenburg dengan sudut 450 atau dengan menaikkan kaki tempat tidur 45 - 50 cm ke samping kiri, apabila yang akan di drainase bronkhus lateral
Posisi trandelenburg condong dengan sudut 450 dengan bantal di bawah panggul, apabila yang akan di drainase bronkhus posterior
Lama pengaturan posisi pertama kali adalah 10 menit, kemudian periode selanjutnya kurang lebih 15 - 30 menit
Lakukan observasi tanda vital selama prosedur
Setelah pelaksanaan drainase postural lakukan clapping, vibrasi dan pengisapan (suction)
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Clapping dan Vibrating

Untuk Tujuan, Alat dan Bahan sesuai dengan posting sebelumnya (Baca : Postural Drainase dan Fisioterapi Dada) agar dapat mengikuti posting ini (baca : Clapping dan Vibrating)
Prosedur Kerja

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Cuci tangan
Atur posisi sesuai dengan drainase postural
Lakukan clapping atau vibrasi pada :
Seluruh lebar bahu atau meluas beberapa jari ke klavicula apabila daerah paru yang perlu di clapping/vibrasi adalah daerah bronkhus apikal
Lebar bahu masing-masing sisi apabila yang akan di clapping dan vibrasi adalah daerah bronkus posterior
Dada depan di bawah clavicula, apabila yang akan di clapping dan vibrasi adalah daerah bronkus anterior
Anterior dan lateral dada kanan dan lipat ketiak sampai mid-anterior dada apabila yang akan di clapping dan vibrasi adalah daerah lobus tengah (bronkus lateral dan medial
Lipat ketiak kiri sampai mid-anterior dada apabila yang akan di clapping dan vibrasi adalah daerah bronkus superir dan inferior
Sepertiga bawah costae posterior kedua sisi, apabila yang akan di clapping dan vibrasi adalah daerah bronkus apikal
Sepertiga bawah costae posterior kedua sisi, apabila yang akan di clapping dan vibrasi adalah daerah bronkus medial
Sepertiga bawah costae posterior kanan, apabila yang akan di clapping dan vibrasi adalah daerah bronkus lateral
Sepertiga bawah costae posterior kedua sisi, apabila yang akan di Clapping dan Vibrating adalah daerah bronkus posterior
Lakukan clapping dan vibrasi selam kurang lebih 1 menit
Setelah dilakukan tindakan drainase postural, clapping dan vibrasi, dapat dilakukan tindakan penghisapan lendir (Baca : Penghisapan Lendir)
Lakukan auskultasi pada daerah paru yang dilakukan tindakan drainase postural, clapping dan vibrasi.
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

suction

Penghisapan Lendir

Penghisapan lendir (Suction) merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu mengeluarkan sekret atau lendir secara mandiri dengan menggunakan alat penghisap

Ini adalah kelanjutan posting sebelumnya (baca : Clapping dan Vibrating)
Tujuan Penghisapan Lendir

Membersihkan jalan nafas
Memenuhi kebutuhan oksigenasi

Alat dan Bahan Penghisapan Lendir

Alat penghisap lendir dengan botol berisi larutan desinfektan
Kateter penghisap lendir steril
Pinset steril
Sarung tangan steril
Dua kom berisi larutan Aquades atau NaCl 0,9% dan larutan desinfektan
Kasa steril
Kertas tissue
Stetoskop

Prosedur Kerja Penghisapan Lendir

Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
Cuci tangan
Tempatkan pasien pada posisi terlentang dengan kepala miring ke arah perawat
Gunakan/Pakai sarung tangan
Hubungkan kateter penghisap dengan slang alat penghisap
Mesin penghisap dihidupkan
Lakukan penghisapan lendir dengan memasukkan kateter penghisap kedalam kom berisi aquades atau NaCl 0,9% untuk mempertahankan tingkat kesterilan (asepsis)
Masukkan kateter penghisap dalam keadaan tidak menghisap
Gunakan alat penghisap dengan tekanan 110 - 150 mmHg untuk dewasa, 95 - 11- mmHg untuk anak-anak dan 50 - 95 mmHg untuk bayi (Potter & Perry, 1995)
Tarik dengan memutar kateter penghisap tidak lebih dari 15 detik
Bilas kateter dengan aquades atau NaCl 0,9%
Lakukan penghisapan antara penghisapan pertama dengan berikutnya, minta pasien untuk bernafas dalam dan batuk. Apabila pasien mengalami distress pernafasan, biarkan istirahat 20 - 30 detik sebelum melakukan penghisapan berikutnya
Setelah selesai, kaji jumlah, konsistensi, warna, bau sekret dan respons pasien terhadap prosedur yang dilakukan
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Ini adalah kelanjutan posting sebelumnya (baca : Penghisapan Lendir)

Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting. Dilihat dari kegunaannya, nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktivitas dalam sistem tubuh.

Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri, seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari-hari dimakan oleh manusia. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak akan sangat berguna dalam membantu proses tumbuh-kembang.

Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada orang sakit yang tidak mampu secara mandiri dapat dilakukan dengan cara membantu memenuhinya melalui oral (mulut), enteral (pipa lambung) atau parenteral (infus).
Pemberian Nutrisi Melalui Oral (Mulut)

Tindakan ini merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi per-oral secara mandiri
Tujuan Pemberian Nutrisi Melalui Oral (Mulut)

Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien

Alat dan Bahan Pemberian Nutrisi Melalui Oral (Mulut)

Piring
Sendok
Garpu
Gelas
Serbet
Mangkok cuci tangan
Pengalas
Makanan dengan menu dan porsi sesuai dengan program

Prosedur Kerja Pemberian Nutrisi Melalui Oral (Mulut)

Berikan penjelasan
Cuci tangan
Atur posisi pasien dengan duduk atau setengah duduk sesuai dengan kondisi pasien
Pasang pengalas
Tawarkan pasien melakukan ritual makan (misalnya: berdo'a sebelum makan<)
Bantu aktivitas dengan cara menyuap makan sedikit demi sedikit dan berikan minum sesudah makan
Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien dan anjurkan duduk sbentar
Catat tindakan dan hasil atau respons terhadap tindakan
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

SOP PEMASANGAN NGT

Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Lambung

Tujuan :

Tindakan ini dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi per-oral atau adanya gangguan fungsi menelan. Tindakan pemberian nutrisi melalui pipa lambung dapat dilakukan dengan pemasangan pipa lambung terlebih dahulu, kemudian dapat dilakukan pemberian nutrisi.
Tujuan Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Lambung
Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien

Pemasangan Pipa Lambung

Alat

Pipa penduga dengan tempatnya corong
Spuit 20 cc
Pengalas
Bengkok
Plester dan gunting
Makanan dalam bentuk cair
Air matang
Obat-obatan
Stetoskop
Klem
Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
Vaselin

Prosedur Kerja Pemasangan Pipa Lambung

Cuci tangan
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Atur posisi pasien (manusia coba) dengan posisi semi-Fowler
Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada
Letakkan bengkok di dekat pasien
Tentuksn letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari Epigastrium sampai hidung kemudian di bengkokkan ke telinga dan beri tanda batasnya (Lihat Gambar>
Berikan vaselin atau pelicin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut, lalu masukkan melalui hidung secara perlahann-lahan sambil pasien di anjurkan untuk menelannya
Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung, dengan cara :
Masukkan ujung slang yang di klem ke dalam waskom yang berisi air (klem di buka) dan perhatikan bila ada gelembung, pipa masuk ke paru, dan jika tidak ada gelembung berarti pipa tersebut masuk kedalam lambung setelah itu di klem atau dilipat kembali
Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Apabila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk. Setelah itu, keluarkan udara yang ada di dalam lambung sebanyak yang telah di masukkan
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Pemberian Nutrisi
Alat dan Bahan Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Lambung

Corong
Spuit 20 cc
Pengalas
Bengkok
Makanan dalam bentuk cair
Air matang
Obat-obatan (Bila ada)
Klem
Stetoskop


Prosedur Kerja Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Lambung

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Cuci tangan
Atur posisi semi-Fowler
Pasangkan pengalas
Letakkan bengkok
Periksa dahulu sisa makanan di lambung dengan menggunakan spuit yang di aspirasikan ke pipa lambung
Buka Klem atau penutup
Lakukan tindakan pemberian makan dengan cara pasang corong/spuit pada pangkal pipa
Masukkan air matang kurang-lebuh 15 cc pada awal dengan di tuangkan lewat pinggirnya
Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia. Kemudian, bila ada obat-obatan masukkan dan beri air minum lalu klem pipa penduga
Catat hasilnya atau respon pasien selama pemberian makanan
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Pemberian Nutrisi Parenteral

Pemberian Nutrisi Parenteral - Ini adalah kelanjutan posting sebelumnya (baca : Pemberian nutrisi melalui pipa lambung)

Pemberian Nutrisi Parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infus yang di masukkan ke dalam tubuh melalui darah vena baik sentral (untuk nutrisi parenteral total) atau vena perifer (untuk nutrisi parenteral parsial).

Pemberian nutrisi melalui parenteral dilakukan pasien yang tidak dapat di penuhi kebutuhan nutrisinya melalui oral atau enteral
Tujuan Pemberian Nutrisi Parenteral

Mempertahankan kebutuhan nutrisi

Metode pemberian Pemberian Nutrisi Parenteral

Nutrisi parenteral parsial, pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena. Sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat di penuhi melalui enteral. Cairan yang biasanya digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino
Nutrisi parenteral total, pemberian nutrisi melalui jalur intravena ketika kebutuhan nutrisi sepenuhnya harus dipenuhi melalui cairan infus. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung karbohidrat seperti Triofusin E1000, cairan yang mengandung asam amino seperti PanAmin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti Intralipid
Lokasi pemberian nutrisi secara parenteral melalui vena sentral dapat melalui vena antikubital pada vena basilika sefalika, vena subklavia, vena jugularis interna dan eksterna, dan vena femoralis. Nutrisi parenteral melalui perifer dapat dilakukan pada sebagian vena di daerah tangan dan kaki

Prosedur Perawatan Kateter Pemberian Nutrisi Parenteral

Jelaskan prosedur pada pasien
Cuci tangan
Gunakan cara aseptik dalam perawatan kateter
Ganti balutan tiap 24 - 48 jam
Ganti set infus maksimal 2 x 24 jam
Ganti posisi pemasangan infus maksimal 3 x 24 jam (perifer)
Perhatikan tanda phlebitis, inflamasi, dan thrombosis
Jangan gunakan untuk pengambilan sampel darah dan pemberian obat
Lakukan pemantauan selama pemberian nutrisi parenteral, antara lain:
Pemeriksaan laboratorium seperti BUN, kreatinin, gula darah, elektrolit dan faal hepar
Timbang berat badan pasien
Periksa reduksi urine
Observasi jumlah cairan yang masuk dan keluar
Cairan jangan di gantuk lebih dari 24 jam
Pemberian asam amino harus bersamaan dengan karbohidrat dengan harapan kalori yang di butuhkan akan di penuhi karbohidrat
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Cairan dan Elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi tubuh manusia. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit bagi manusia berbeda-beda sesuai dengan tingkat usia seseorang, seperti bayi mempunyai kebutuhan cairan yang berbeda dengan usia dewasa. Bayi mempunyai tingkat metabolisme air lebih tinggi mengingat permukaan tubuh yang relatif luas dan persentase air lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa

Kebutuhan cairan sangat diperlukan tubuh dalam mengangkut zat makanan ke dalam sel, sisa metabolisme, sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit, memelihara suhu tubuh, mempermudah eliminasi dan membantu pencernakan.

Disamping kebutuhan cairan, elektrolit (natrium, kalium, kalsium, klorida dan fosfat) sangat penting untuk menjaga keseimbangan asam-basa, konduksi saraf, kontraksi muskuler dan osmolalitas. Kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi sistem organ tubuh terutama ginjal

Untuk mempertahankan kondisi cairan dan elektrolit dalam keadaan seimbang, maka pemasukan harus cukup sesuai dengan kebutuhan. Prosedur pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam pelayanan keperawatan dapat dilakukan melalui pemberian per-oral atau intravena
Pemberian Cairan Melalui Infus

Tindakan keperawatan ini dilakukan pada klien yang memerlukan masukan cairan melalui intra vena (Infus). Pemberian cairan infus dapat diberikan pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat. Tindakan ini memerlukan kesterilan mengingat langsung berhubungan dengan pembuluh darah.

Pemberian cairan melalui infus dengan memasukkan kedalam vena(Pembuluh darah pasien) diantaranya vena lengan (Vena cefalica basilica dan mediana cubitti), atau vena yang ada di kepala, seperti vena temporalis frontalis (khusus untuk anak-anak).

Selain pemberian infus pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan, juga dapat dilakukan pada pasien syock, intoksikasi berat, pra dan pasca bedah, sebelum tranfusi darah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu
Tujuan Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
Infus pengobatan dan pemberian nutrisis

Alat dan Bahan Prosedur Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Standart infus
Set Infus (Infus Set)
Cairan infus sesuai dengan program medik
Jarum infus dengan ukuran yang sesuai (Abbocath)
Pengalas
Torniket
Kapas Alkohol
Plester
Gunting
Kasa steril
Betadine
Sarung tangan

Prosedur Kerja Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Jelaskan prosedur yang akan dikerjakan
Cuci tangan
Hubungkan cairan dan infus set dengan menusukkan ke bagian karet atau akses slang ke botol infus
Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian dan buka klem slang hingga cairan memenuhi slang dan udara slang keluar
Letakkan pengalas di bawah tempat (vena) yang akan dilakukan penginfusan
Lakukan pembendungan dengan torniket (karet pembendung) 10 - 20 cm di atas tempat penusukan dan anjurkan pasien untuk menggenggam dengan gerakan sirkuler (bila sadar)
Gunakan sarung tangan steril
Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu jari di bagian bawah vena dan posisi jarum (abbocath) mengarah keatas
Perhatikan keluarnya darah melalui jarum (abbocath / sorflo). Apabila saat penusukan terjadi pengeluaran darah melalui jarum (abbocath / sorflo) maka tarik keluar bagian dalam (jarum) sambil meneruskan tususkan ke dalam vena
Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan / dikeluarkan, tahan bagian atas vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar. Kemudian bagian infus di hubungkan / disambungkan dengan slang infus
Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang di berikan
Lakukan fiksasi dengan kasa steril
Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum infus yang digunakan
Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
Catat jenis cairan, letak infus, kecepatan aliran, ukuran dan tipe jarum infus

TRANSFUSI DARAH

Transfusi Darah - Transfusi darah merupakan tindakan keperawatan yang di lakukan pada klien yang membutuhkan darah dan/atau produk darah dengan cara memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan set transfusi.

Pemberian transfusi darah digunakan untuk memenuhi volume sirkulasi darah, memperbaiki kadar hemoglobin dan protein serum. Tindakan ini dapat dilakukan pada pasien yang kehilangan, seperti pada operasi besar, perdarahan post partum, kecelakaan, luka bakar hebat, dan penyakit kekurangan kadar Hb atau kelainan darah

Tindakan transfusi darah juga bisa dilakukan pada pasien yang mengalami defisit cairan atau curah jantung menurun.

Dalam pemberian darah harus di perhatikan kondisi pasien, kemudian kecocokan darah melalui nama pasien, label darah, golongan darah, dan periksa warna darah (terjadi gumpalan atau tidak), homogenitas (bercampur rata atau tidak).

Tujuan Transfusi Darah

Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma atau heragi).
Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin pada klien anemia.
Memberikan komponen seluler tertentu sebagai terapi sulih (misalnya: faktor pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia).

Alat Transfusi Darah
Standar Infus
Set Transfusi (Tranfusi Set)
Botol berisi NaCl 0,9%
Produk darah yang benar sesuai program medis
Pengalas
Torniket
Kapas alkohol
Plester
Gunting
Kassa steril
Betadine
Sarung tangan

Prosedur Kerja Transfusi Darah
  • Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  • Cuci tangan
  • Gantungkan larutan NaCl 0,9% dalam botol untuk digunakan setelah transfusi darah
  • Gunakan slang infus yang mempunyai filter (slang 'Y' atau tunggal).
  • Lakukan pemberian infus NaCl 0,9% (baca: Prosedur pemasangan infus) terlebih dahulu sebelum pemberian transfusi darah
  • Lakukan terlebih dahulu transfusi darah dengan memeriksa identifikasi kebenaran produk darah : periksa kompatibilitas dalam kantong darah, periksa kesesuaian dengan identifikasi pasien, periksa kadaluwarsanya, dan periksa adanya bekuan
  • Buka set pemberian darah
  • Untuk slang 'Y', atur ketiga klem
  • Untuk slang tunggal, klem pengatur pada posisi off

Cara transfusi darah dengan slang 'Y' :
  • Tusuk kantong NaCl 0,9%
  • Isi slang dengan NaCl 0,9%
  • Buka klem pengatur pada slang 'Y', dan hubungkan ke kantong NaCl 0,9%
  • Tutup/klem pada slang yang tidak di gunakan
  • Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk (biarkan ruang filter terisi sebagian)
  • Buka klem pengatur bagian bawah dan biarkan slang terisi NaCl 0,9%
  • Kantong darah perlahan di balik-balik 1 - 2 kali agar sel-selnya tercampur. Kemudian tusuk kantong darah pada tempat penusukan yang tersedia dan buka klem pada slang dan filter terisi darah
Cara transfusi darah dengan slang tunggal :
  • Tusuk kantong darah
  • Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk sehingga filter terisi sebagian
  • Buka klem pengatur, biarkan slang infus terisi darah
  • Hubungkan slang transfusi ke kateter IV dengan membuka klem pengatur bawah
  • Setelah darah masuk, pantau tanda vital tiap 5 menit selama 15 menit pertama, dan tiap 15 menit selama 1 jam berikutnya
  • Setelah darah di infuskan, bersihkan slang dengan NaCl 0,9%
  • Catat type, jumlah dan komponen darah yang di berikan
  • Cuci tangan setelah prosedur dilakukan


referensi : http://kapukpkusolo.blogspot.com.

Lembar Balik

Bagi teman2 yang mau melakukan penyuluhan tentunya membutuhkan LEMBAR BALIK dan jika sulit atau malas bisa hubungi 082169949219. insyaallah Akan Yudi Bantu.